Tsunami adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan
permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut
tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang
berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi bawah
laut, longsor bawah laut, atau atau hantaman meteor di laut.
Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian
dan kelajuannya. Di laut dalam, gelombang tsunami dapat merambat dengan
kecepatan 500-1000 km per jam. Setara dengan kecepatan pesawat terbang.
Ketinggian gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju
gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di tengah laut. Ketika
mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun hingga sekitar 30 km
per jam, namun ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai puluhan meter.
Hantaman gelombang Tsunami bisa masuk hingga puluhan kilometer dari bibir
pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karena Tsunami bisa diakibatkan
karena hantaman air maupun material yang terbawa oleh aliran gelombang tsunami.
Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang
dilaluinya. Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia
serta menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air
bersih.
Wilayah di sekeliling Samudra Pasifik memiliki Pacific Tsunami Warning Centre
(PTWC) yang mengeluarkan
peringatan jika terdapat ancaman tsunami pada wilayah ini. Wilayah di
sekeliling Samudera Hindia sedang
membangun Indian Ocean Tsunami
Warning System (IOTWS) yang
akan berpusat di Indonesia. Bukti-bukti historis menunjukkan bahwa megatsunami
mungkin saja terjadi, yang menyebabkan beberapa pulau dapat tenggelam.
Simulasi Tsunami dengan CFD
Energi pada gelombang tsunami adalah gelombang tekanan (pressure wave) yang dapat meluluhlantahkan semua benda yang dilaluinya. Simulasi tsunami dapat dibuat menggunakkan software CFD. Kita tinggal memasukkan variable-variabel yang merupakan komponen dari fenomena tsunami yang terjadi. Variabel-variabel itu dapat berupa kecepatan gelombang, arah rambat gelombang, tinggi gelombang, perbedaan kedalaman dasar laut, jarak antara pusat gempa dengan bibir pantai, dan sebagainya. Dengan penerapan CFD pada simulasi tsunami diharapkan para peneliti dapat menganalisa fenomena yang terjadi. Pada akhirnya para stake holder dapat melakukan rekayasa teknik dan sosial untuk mengurangi dampak kerugian atas terjadinya tsunami.
Gambar di bawah ini adalah contoh simulasi tsunami menggunakan CFD.
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Tsunami
No comments:
Post a Comment